Senin, 18 Februari 2013

Maturnuwun Pak Becak


Karena jarak yang tidak begitu jauh dan sekalian buat “olahraga”, biasanya saya hanya berjalan kaki ketika ada keperluan di luar kantor. Namun pada hari itu, karena panas begitu menyengat, saya naik becak ketika harus ke suatu tempat yang jaraknya tidak sampai setengah kilometer.  Tidak ada yang istimewa dengan perjalanan saya naik becak,  justru keistimewaan itu hadir ketika saya menyodorkan uang sepuluh ribu rupiah pada “Pak Becak”, yang sebenarnya dengan lima ribu rupiah sudah merupakan “ongkos” yang wajar. Saya belum pernah mendapatkan ucapan “maturnuwun” setulus dari “Pak Becak” saat itu, baik yang tergambar dari irama ucapnya maupun bahasa tubuhnya, seolah-olah saya telah “menyelamatkan hidupnya”. Barangkali bagi kita uang sepuluh ribu tidak bisa dibilang terlalu besar, dan kalau dilihat dari “rentetan peristiwa”nya, toh uang tersebut pantas didapatkan karena hasil kerja payahnya, sesuatu hal yang sangat wajar (bahkan mungkin belum setimpal dengan perjuangannya).
Maturnuwun “Pak Becak” itu membuat saya merenung, mungkin uang itu merupakan uang pertama yang diperolehnya hari itu setelah hampir setengah hari “mangkal” menunggu penumpang. Atau barangkali ia sudah ditunggu keluarganya yang belum bisa beli beras untuk menyambung hidup di hari itu. Atau, bahkan mungkin uangnya sudah dinanti untuk beli obat karena anak atau istrinya sedang sakit.
Atau, … mungkin memang dia adalah orang yang penuh rasa terima kasih dan penuh rasa syukur ketika mendapatkan sesuatu, sehingga sekecil apapun kenikmatan yang diterima, disyukurinya penuh ketulusan, tanpa timbul sedikitpun rasa “masih kurang”. Barangkali, sifat semacam inilah yang sekarang ini semakin menjauh dari kebanyakan kita, sehingga semakin marak dan subur sifat tamak, semua selalu diukur dengan materi, sehingga tidak sedikit yang akhirnya menghalalkan korupsi. Tahun 2013 “baru” saja diawali, yang berarti “jatah” usia kita sudah berkurang satu tahun lagi. Semoga pada tahun ini, kita dapat memulai dan mengarungi dengan segala sesuatunya lebih baik lagi. Dan sedikit sisa waktu di tahun ini, marilah kita lalui dengan rasa syukur sehingga dapat kita akhiri dengan penuh makna dan arti bagi sepenggal artikulasi kehidupan ini.(fie’)

Tidak ada komentar:

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...