Karena jarak yang tidak
begitu jauh dan sekalian buat “olahraga”, biasanya saya hanya berjalan kaki
ketika ada keperluan di luar kantor. Namun pada hari itu, karena panas begitu
menyengat, saya naik becak ketika harus ke suatu tempat yang jaraknya tidak
sampai setengah kilometer. Tidak ada
yang istimewa dengan perjalanan saya naik becak, justru keistimewaan itu hadir ketika saya
menyodorkan uang sepuluh ribu rupiah pada “Pak Becak”, yang sebenarnya dengan
lima ribu rupiah sudah merupakan “ongkos” yang wajar. Saya belum pernah
mendapatkan ucapan “maturnuwun”
setulus dari “Pak Becak” saat itu, baik yang tergambar dari irama ucapnya
maupun bahasa tubuhnya, seolah-olah saya telah “menyelamatkan hidupnya”. Barangkali
bagi kita uang sepuluh ribu tidak bisa dibilang terlalu besar, dan kalau
dilihat dari “rentetan peristiwa”nya, toh uang tersebut pantas didapatkan karena
hasil kerja payahnya, sesuatu hal yang sangat wajar (bahkan mungkin belum
setimpal dengan perjuangannya).
Maturnuwun
“Pak Becak” itu membuat saya merenung, mungkin uang itu merupakan uang pertama
yang diperolehnya hari itu setelah hampir setengah hari “mangkal” menunggu
penumpang. Atau barangkali ia sudah ditunggu keluarganya yang belum bisa beli
beras untuk menyambung hidup di hari itu. Atau, bahkan mungkin uangnya sudah
dinanti untuk beli obat karena anak atau istrinya sedang sakit.
Atau, … mungkin
memang dia adalah orang yang penuh rasa terima kasih dan penuh rasa syukur
ketika mendapatkan sesuatu, sehingga sekecil apapun kenikmatan yang diterima,
disyukurinya penuh ketulusan, tanpa timbul sedikitpun rasa “masih kurang”.
Barangkali, sifat semacam inilah yang sekarang ini semakin menjauh dari
kebanyakan kita, sehingga semakin marak dan subur sifat tamak, semua selalu diukur
dengan materi, sehingga tidak sedikit yang akhirnya menghalalkan korupsi. Tahun
2013 “baru” saja diawali, yang berarti “jatah” usia kita sudah berkurang satu
tahun lagi. Semoga pada tahun ini, kita dapat memulai dan mengarungi dengan
segala sesuatunya lebih baik lagi. Dan sedikit sisa waktu di tahun ini, marilah
kita lalui dengan rasa syukur sehingga dapat kita akhiri dengan penuh makna dan
arti bagi sepenggal artikulasi kehidupan ini.(fie’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar