Melihat banyaknya
pernak pernik menyambut Tahun Baru Imlek di pusat-pusat perbelanjaan, membuka
sedikit kenangan masa kecil. Waktu itu saya masih kelas 4. 5, 6 Sekolah Dasar,
kebetulan saya bersekolah di Yuk Yin
Chinese School, Sabah Malaysia. Sekolah dengan bahasa pengantar Mandarin
dan tentunya mayoritas murid disana adalah orang Tionghoa, hanya 4 orang dalam
kelas saya yang bukan orang Tionghoa, saya, orang Indonesia, dan 2 temen saya
yang lain orang Melayu-Kadazan (penduduk asli Sabah) dan satu lagi peranakan
Filipina. Sebagai kalangan minoritas, kami tidak pernah merasa minoritas,
bermain, belajar bersama, walau agak susah juga untuk mengikuti pelajaran,
karena saya harus berfikir 2 kali untuk memahami bahasa dan materi.
Paling senang ketika
“Tahun Baru Cina” (demikian kami menyebutnya umtuk Perayaan Imlek di sana saat
itu), ramai-ramai bertandang ke rumah bapak ibu guru untuk mengucapkan “Gong Xi Fat Chai, Sin Nen Kuai Lek”,
(sambil kedua tangan dikepal seraya sedikit membungkuk) kemudian disuguhi kue
dan sirup dan pastinya menunggu Ang Pao yang akan diberikan sebelum kami pulang.
Sebuah amplop merah kecil berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut
perayaan. Tidak banyak jumlah uang didapat, tapi bahagia rasanya dapat
merasa menjadi bagian dari keluarga.
Menjadi bagian dari
keluarga, YA, itulah kata kunci bagaimana seseorang merasa memiliki dan
dimiliki. Rasa yang sangat penting tertanam dalam sebuah pergaulan kelompok
masyarakat, entah itu di lingkungan sekolah, kerja-kantor, atau komunitas
sosial, apalagi di lingkungan keluarga dalam arti sesungguhnya. Dalam sebuah
keluarga sudah selazimnya ibarat satu tubuh, dimana ada senang, susah, sedih
dan gembira adalah dirasakan bersama. Bahkan ketika orang lain sedang mengalami
kesulitan, jikalau kita tidak diminta atau tidak dapat membantu, setidaknya
harus menunjukkan rasa empati. Perbedaan latar belakang apapun tidak selayaknya
menjadi barier rasa dan sikap kesetiakawanan dalam kehidupan antar sesama
makhluk dengan predikat “ukhridjat linnas”
ummat terbaik di jagad ini. (fie’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar