Senin, 11 Februari 2013

Gong Xi Fat Chai


Melihat banyaknya pernak pernik menyambut Tahun Baru Imlek di pusat-pusat perbelanjaan, membuka sedikit kenangan masa kecil. Waktu itu saya masih kelas 4. 5, 6 Sekolah Dasar, kebetulan saya bersekolah di Yuk Yin Chinese School, Sabah Malaysia. Sekolah dengan bahasa pengantar Mandarin dan tentunya mayoritas murid disana adalah orang Tionghoa, hanya 4 orang dalam kelas saya yang bukan orang Tionghoa, saya, orang Indonesia, dan 2 temen saya yang lain orang Melayu-Kadazan (penduduk asli Sabah) dan satu lagi peranakan Filipina. Sebagai kalangan minoritas, kami tidak pernah merasa minoritas, bermain, belajar bersama, walau agak susah juga untuk mengikuti pelajaran, karena saya harus berfikir 2 kali untuk memahami bahasa dan materi.
Paling senang ketika “Tahun Baru Cina” (demikian kami menyebutnya umtuk Perayaan Imlek di sana saat itu), ramai-ramai bertandang ke rumah bapak ibu guru untuk mengucapkan “Gong Xi Fat Chai, Sin Nen Kuai Lek”, (sambil kedua tangan dikepal seraya sedikit membungkuk) kemudian disuguhi kue dan sirup dan pastinya menunggu Ang Pao yang akan diberikan sebelum kami pulang. Sebuah amplop merah kecil berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut perayaan. Tidak banyak jumlah uang didapat, tapi bahagia rasanya dapat merasa menjadi bagian dari keluarga.
Menjadi bagian dari keluarga, YA, itulah kata kunci bagaimana seseorang merasa memiliki dan dimiliki. Rasa yang sangat penting tertanam dalam sebuah pergaulan kelompok masyarakat, entah itu di lingkungan sekolah, kerja-kantor, atau komunitas sosial, apalagi di lingkungan keluarga dalam arti sesungguhnya. Dalam sebuah keluarga sudah selazimnya ibarat satu tubuh, dimana ada senang, susah, sedih dan gembira adalah dirasakan bersama. Bahkan ketika orang lain sedang mengalami kesulitan, jikalau kita tidak diminta atau tidak dapat membantu, setidaknya harus menunjukkan rasa empati. Perbedaan latar belakang apapun tidak selayaknya menjadi barier rasa dan sikap kesetiakawanan dalam kehidupan antar sesama makhluk dengan predikat “ukhridjat linnas” ummat terbaik di jagad ini. (fie’)

Tidak ada komentar:

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...