Senin, 11 Februari 2013

“Nek ngomong kudhu dipikir…”

Sebulan sudah kita lalui tahun 2013. Barangkali juga tepat jikalau secara pribadi maupun team kita perlu melakukan evaluasi dini terhadap apa yang barusan kita “canangkan” saat mengawali tahun baru 2013, yang pasti semua ingin keadaan yang lebih baik di tahun mendatang. Cobalah kita mulai dari keseharian kita, taruhlah dari hubungan interpersonal baik lisan maupun melalui berbagai jejaring sosial yang tidak lain juga mewakili lidah kita.
Saya jadi ingat, ada satu kalimat orangtua dalam bahasa Jawa yang sering disampaikan semasa kecil dulu dalam banyak kesempatan, ketika ada kata-kata yang saya ucapkan “mungkin” dirasa menyinggung teman atau saudara, “Nek ngomong kuwe dipikir sik…”. Sebuah kalimat sederhana, namun mengandung makna dan nasehat yang sangat dalam. Ada dua hikmah yang dapat diambil dari kata-kata tersebut, pertama, hendaknya kita berhati-hati dan santun dalam berbicara, pemilihan kata-kata yang tepat agar orang yang diajak bicara tidak tersinggung walaupun sebenarnya pesan yang akan kita sampaikan “mungkin” bukan yang diharapkan. Kadang, pesan yang sampai sama, namun akan ditangkap berbeda dengan pemilihan kata yang berbeda pula.
Kedua, materi atau pesan yang akan kita sampaikan, apakah harus kita sampaikan, perlu kita sampaikan, tidak perlu kita sampaikan atau bahkan memang bukan “porsi” kita untuk menyampaikan. Banyak kita jumpai, orang membicarakan hal yang bukan hak/porsinya, sehingga ketersinggungan atau bahkan fitnahlah yang terjadi.

Ditengah kehidupan yang “semua orang ingin bicara”, mungkin sebagian dari kita perlu menjadi orang yang “mau sabar mendengar” dan berbicara karena memang hak kita untuk menyampaikannya, dengan santun tentunya. Sehingga keharmonisan yang didamba setiap individu akan terwujud. Kalimat bijak juga sering kita dengar, “lidah tidak bertulang”, “mulutmu adalah harimaumu”, bahkan “diam adalah emas”, barangkali semakin menegaskan bahwa memang sudah seharusnya kita harus “Nek ngomong kudhu dipikir…” Semoga kita dapat “me-recovery” ucap yang terlalu acap terucap supaya lebih santun, bermakna, bermartabat dan bermanfaat. (fie’)

Tidak ada komentar:

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...