Rabu, 15 Oktober 2014

Tornado Warning

Pertemuan dengan staff Policy and Program Development pada pukul 09.00 adalah salah satu agenda pada hari ini (14 Oktober 2014) disamping ada 2 agenda lainnya yang sudah dirancang pada siang dan sore harinya. Pertemuan itu dipimpin oleh John E. Baker, Policy and Program Development Administrator for the City’s sustainability policies and programs dan akan menjelasakan tentang program-program pembangunan mereka terkait dengan kebijakan lingkungan dan sumber daya energi.
Sekitar jam 10.10, ditengah pertemuan rapat berlangsung, sekilas saya mendengar dari Tony dan Adam berbicara bahwa ada tornado menuju kearah Tallahssee, ada “system warning” di HP mereka. Dan benar, pada pukul 10.20, seorang laki-laki membuka pintu ruangan dan berkata, “Ada peringatan Tornado, kita harus ke lantai bawah”, dan segera, 8 orang yang berada di ruangan tersebut keluar dan menuju ke lantai bawah gedung. Tampak seorang laki-laki membawa “walkie talkie” menunjukkan arah mana yang harus dilalui.

"Early Warning System"
dikirim pada email di komputer kantor
Karena tergesa-gesa dan perasaan cemas mulai melanda, saya dan Margarida (peserta dari Timor Leste) tidak sempat membawa serta barang bawaan dan tas kami. Yang pada akhirnya kami menyadari bahwa dalam tas tersebut terdapat paspor yang selalu harus “menempel” pada kami, jika ingin pulang dengan aman dan tanpa masalah.
Untunglah Tony Murray, yang mengerti kecemasan kami, dengan segala kebaikkan hatinya, mengamankan tas tersebut dan mengembalikannya pada kami. Bayangkan, apalah jadinya hidup di negara orang tanpa dokumen resmi yang menunjukkan siapa kami.
Kami berkumpul di lorong tangga yang menuju ke basement ruangan, banyak orang berkumpul disitu dan dengan sangat tertib turun ke bawah, beberapa saat kemudian, salah seorang petugas meminta kami untuk turun lagi kebawah, karena Tornado datang dan akan menuju kota Tallahassee. Tampak situasi, beberapa dari kami update informasi melalui cell phone mereka, ada juga yang sibuk menelepon keluarga untuk menanyakan keadaan mereka, apakah mereka baik-baik saja. Dan saya, tak terasa ada sedikit air mata jatuh dari sudut mata, karena ketakutan dan kekhawatiran. Untung ada Margarida yang dengan lembut dan kuat menenangkan saya dengan mengingatkan saya untuk beristighfar, walaupun kami berbeda agama. Terima kasih Margarida, yang telah menguatkan dan meningatkan bahwa ada Dzat yang Maha Mengatur segalanya.
Keadaan setelah Tornado, masih hujan deras....
Sekitar 15 – 20 menit kami dilorong tangga, seseorang pun menyuruh kami kembali ke ruangan masing-masing karena badai telah berlalu. Sungguh pengalaman yang cukup menegangkan. Walau sebenarnya di Indonesia juga “akrab” dengan bencana alam dan saya pernah melaluinya, tapi saya tidak membayangkan akan saya alami di negara orang.
Teknologi komunikasi yang sudah unggul di negara ini, dan sistem mitigasi bencana yang sudah terkelola dengan baik, membuat bencana alam lebih mudah dikomunikasikan dengan masyarakat. Adanya “early warning system” dengan memanfaatkan seluruh perangkat komunikasi yang ada memudahkan masyarakat untuk bersiap mengamankan diri, sehingga pastinya kemudian dapat mengurangi jumlah korban.


Hanya satu pertanyaannya, kenapa saya harus mengalami ini di negara orang? (na’)

Tidak ada komentar:

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...