Minggu, 12 Oktober 2014

2 hari Lessons Learned di DC

Berfoto setelah pertemuan di
State Departement
Masih merasakan seperti kaki masih melayang di udara, ditambah lagi kondisi perut yang belum “tune in” pada jenis makanan di Amerika, dalam kondisi seperti itu, kegiatan dapat saya lalui dan nikmati dengan baik. Banyak pelajaran yang telah saya dapatkan pada 2 hari pertama saya di Amerika Serikat, dan tentunya akan banyak lagi yang akan saya dapatkan lebih banyak lagi pada minggu mendatang.
Didepan Kantor ICMA
Hari pertama, kegiatan dilakukan di kantor ICMA, pihak penyelenggara program Professional Fellowship ini. Beberapa presentasi dari narasumber yang mengenalkan tentang program kegiatan dan sedikit pengetahuan bagaimana pemerintahan di Amerika Serikat diberikan. Saya katakan sedikit karena, ternyata struktur pemerintahan di Amerika merupakan struktur yang sangat rumit dan kompleks, dan saya hanya dapat menagkap sedikt dari paparan narasumber. J.
Hari kedua, disamping ada beberapa presentasi, kami juga diajak ke Biro Pendidikan dan Kebudayaan, Departement of State-nya. Bertemu dengan beberapa program beasiswa lainnya, kami berdikusi tentang tujuan dan harapan serta rencana aksi yang akan dilakukan dengan mendapatkan kesempatan beasiswa tersebut.
 
Tentang apa yang didapat 2 hari ini, setidaknya ada 3 hal yang menarik yang mengena dalam benak saya: pertama bahwa yang terpenting dalam segala aktifitas kita adalah bagaimana kita bisa andil untuk menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, dalam berbagai bidang kehidupan tentunya. Apapun bidang kita tekuni, niatkan bahwa semua itu dapat bermanfaat bagi orang lain.
Narsis di depan Kantor State Departmet
Kedua, dalam melakukan aktifitas kita, jalinan kerjasama dan networking adalah kata kunci. Dengan jaringan kerjasama yang luas, kegiatan dan program yang sedang kita laksanakan akan dapat berjalan lebih baik, dan tentunya lebih luas dan berkelanjutan. Hal ini didasarkan bahwa masing-masing organisasi memiliki keunggulan dan kekurangan yang berbeda-beda, dengan jalinan kerjasama yang baik, keunggulan satu organisasi dapat menutupi kekurangan yang lain, dan sebaliknya.
Naik Metrotrain ke Kantor ICMA
Ketiga, sebenarnya banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitar kita, namun seringkali kita tidak menyadarinya. Kesadaran bahwa hal tersebut sebenarnya adalah masalah ketika kita banyak mendengar dan berdiskusi dengan orang-orang yang peduli pada hal tersebut. Dan syukurlah, Tuhan menjadikan kita berbeda sehingga masing-masing dari kita dapat berperan dan saling membantu mengatasi maslaha tersebut dengan cara pandang dan aksi yang berbeda.
Maka, jadikanlah hidupmu lebih bernilai.
Elevator menuju Metrotrain.
Tinggi dan curam banget!
Oh ya, tentang program ini, saya terkesan dengan kegiatan yang diatur dengan baik oleh ICMA, (terlepas dari hotel yang tidak meyediakan akses internet gratis :), yaitu dengan meminta para peserta untuk menggunakan transportasi umum dan kemudian secara mandiri “mencari makan sendiri” pada saat makan siang, memberikan saya pengalaman dan pemahaman bahwa beginilah kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika Serika, DC khususnya. Kalau bisa saya sebut, itu merupakan “kurikulum yang tersembunyi” dalam sebuah pelatihan. “Kurikulum” seperti ini tidak saya temui di Indonesia.

Oh ya, satu lagi, kalau kamu takut ketinggian, jangan sekali-kali melihat keadaan sekeliling pada saat kamu menaiki elevator yang ada di Woodley Park subway, untuk menaiki Metro. Yang menghubungkan beberapa titik lokasi di DC. Saya tidak yakin berapa meter tingginya, tapi yang saya tahu itu sangat tinggi dan curam. Elevator yang tertinggi dan tercuram yang saya temui selama hidup saya. Bagaimana mereka membuatnya ya? (na’)

1 komentar:

Yono mengatakan...

"Kurikulum tersembunyi" adalah suatu hal yg sangat menarik. Ini patut diadopsi di Indonesia dalam kegiatan setupa dimana intetsksi dg kehidupan kantor msupun madyarakat dapat dilakoni secara langsung. Pada awalnya sepintas sepertinya menyusahkan, namun ternyata punya manfaat yg banyak. Bandingkan trainning di Indonesia, semua kebutuhannya dipenuhi, dijejali padatnya kurikulum, namun hasilnya kadang sulit diimplementadikan.

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...