Berfoto setelah pertemuan di State Departement |
Masih merasakan seperti kaki
masih melayang di udara, ditambah lagi kondisi perut yang belum “tune in” pada
jenis makanan di Amerika, dalam kondisi seperti itu, kegiatan dapat saya lalui
dan nikmati dengan baik. Banyak pelajaran yang telah saya dapatkan pada 2 hari
pertama saya di Amerika Serikat, dan tentunya akan banyak lagi yang akan saya
dapatkan lebih banyak lagi pada minggu mendatang.
![]() |
Didepan Kantor ICMA |
Hari pertama, kegiatan dilakukan
di kantor ICMA, pihak penyelenggara program Professional Fellowship ini.
Beberapa presentasi dari narasumber yang mengenalkan tentang program kegiatan
dan sedikit pengetahuan bagaimana pemerintahan di Amerika Serikat diberikan.
Saya katakan sedikit karena, ternyata struktur pemerintahan di Amerika
merupakan struktur yang sangat rumit dan kompleks, dan saya hanya dapat
menagkap sedikt dari paparan narasumber. J.
Hari kedua, disamping ada
beberapa presentasi, kami juga diajak ke Biro Pendidikan dan Kebudayaan,
Departement of State-nya. Bertemu dengan beberapa program beasiswa lainnya,
kami berdikusi tentang tujuan dan harapan serta rencana aksi yang akan
dilakukan dengan mendapatkan kesempatan beasiswa tersebut.
Tentang apa yang didapat 2 hari
ini, setidaknya ada 3 hal yang menarik yang mengena dalam benak saya: pertama bahwa
yang terpenting dalam segala aktifitas kita adalah bagaimana kita bisa andil
untuk menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, dalam berbagai bidang
kehidupan tentunya. Apapun bidang kita tekuni, niatkan bahwa semua itu dapat
bermanfaat bagi orang lain.
Narsis di depan Kantor State Departmet |
Kedua, dalam melakukan aktifitas
kita, jalinan kerjasama dan networking adalah kata kunci. Dengan jaringan
kerjasama yang luas, kegiatan dan program yang sedang kita laksanakan akan
dapat berjalan lebih baik, dan tentunya lebih luas dan berkelanjutan. Hal ini
didasarkan bahwa masing-masing organisasi memiliki keunggulan dan kekurangan
yang berbeda-beda, dengan jalinan kerjasama yang baik, keunggulan satu
organisasi dapat menutupi kekurangan yang lain, dan sebaliknya.
![]() |
Naik Metrotrain ke Kantor ICMA |
Ketiga, sebenarnya banyak sekali
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitar kita, namun seringkali
kita tidak menyadarinya. Kesadaran bahwa hal tersebut sebenarnya adalah masalah
ketika kita banyak mendengar dan berdiskusi dengan orang-orang yang peduli pada
hal tersebut. Dan syukurlah, Tuhan menjadikan kita berbeda sehingga
masing-masing dari kita dapat berperan dan saling membantu mengatasi maslaha
tersebut dengan cara pandang dan aksi yang berbeda.
Maka, jadikanlah hidupmu lebih
bernilai.
Elevator menuju Metrotrain. Tinggi dan curam banget! |
Oh ya, tentang program ini, saya
terkesan dengan kegiatan yang diatur dengan baik oleh ICMA, (terlepas dari
hotel yang tidak meyediakan akses internet gratis :), yaitu dengan meminta para
peserta untuk menggunakan transportasi umum dan kemudian secara mandiri “mencari
makan sendiri” pada saat makan siang, memberikan saya pengalaman dan pemahaman
bahwa beginilah kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika Serika, DC khususnya. Kalau
bisa saya sebut, itu merupakan “kurikulum yang tersembunyi” dalam sebuah
pelatihan. “Kurikulum” seperti ini tidak saya temui di Indonesia.
Oh ya, satu lagi, kalau kamu
takut ketinggian, jangan sekali-kali melihat keadaan sekeliling pada saat kamu
menaiki elevator yang ada di Woodley Park subway, untuk menaiki Metro. Yang
menghubungkan beberapa titik lokasi di DC. Saya tidak yakin berapa meter
tingginya, tapi yang saya tahu itu sangat tinggi dan curam. Elevator yang
tertinggi dan tercuram yang saya temui selama hidup saya. Bagaimana mereka membuatnya
ya? (na’)
1 komentar:
"Kurikulum tersembunyi" adalah suatu hal yg sangat menarik. Ini patut diadopsi di Indonesia dalam kegiatan setupa dimana intetsksi dg kehidupan kantor msupun madyarakat dapat dilakoni secara langsung. Pada awalnya sepintas sepertinya menyusahkan, namun ternyata punya manfaat yg banyak. Bandingkan trainning di Indonesia, semua kebutuhannya dipenuhi, dijejali padatnya kurikulum, namun hasilnya kadang sulit diimplementadikan.
Posting Komentar