Beberapa waktu lalu, dihubungi dari Komunitas Yuk Menulis diminta menuliskan puisi dengan teme Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang kemudian akan menjadi buku antologi puisi. Beberapa temen di pemkot juga diminta untuk menulis, juga bapak ibu guru beserta siswa siswi di wilayah Kota Yogyakarta.
Sebenernya saya jarang menulis puisi, sangat jarang malah, namun karena adanya permintaan, dengan waktu yang singkat karena sudah memasuki deadline, akhirnya muncul juga karya puisi bertema "Sumbu Filosofi Yogyakarta" yang diberi judul "Yogyakarta Membaca Dirinya".
Puisi tersebut saya tuliskan disini, sebagai media penyimpanan yang tak lekang...
Selamat membaca & merenungkan apa makna dibalik pusi tersebut... :)
Yogyakarta Membaca Dirinya Sendiri
Yogyakarta membaca dirinya,
dalam diam,
antara kidung ombak dan dzikir lereng sunyi.
Yogyakarta membaca dirinya, pelan.
dalam hening,
antara jejak dan jiwa.
Sumbu ini bukan sekadar arah,
tapi naskah,
yang ditulis bumi dan dibaca karsa.
Sumbu ini bukan hanya ruang,
tapi suluh,
bagi mereka yang mencari jalan pulang.
(fie')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar