Selayang Pandang
Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari, yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan inisiatif strategis untuk melestarikan warisan budaya berupa naskah-naskah kuno. Berdiri dengan tujuan utama menghidupkan kembali kekayaan intelektual bangsa yang terkandung dalam naskah kuno, Gantari berperan sebagai pusat penyimpanan, penelitian, dan publikasi naskah-naskah kuno tersebut.
Keberadaan Pusat Unggulan ini tidak hanya fokus pada pelestarian fisik naskah kuno melalui digitalisasi dan konservasi, namun juga bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat. Dengan adanya Gantari, masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami nilai-nilai luhur yang terdapat dalam naskah kuno, serta ikut berperan dalam pelestariannya.
Melalui program-program unggulan seperti penguatan regulasi, kebijakan pelestarian, dan pengembangan literasi naskah kuno, Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari ingin membangun sinergi antara pemerintah, komunitas, dan akademisi untuk menjaga serta memanfaatkan naskah-naskah kuno sebagai sumber pengetahuan yang berharga bagi generasi masa kini dan mendatang.
Tulisan ini merupakan laporan implementasi diklat PKN yang saya ikuti beberapa waktu lalu.
Dalam tulisan ini, akan disajikan ke dalam beberapa bab:
· Sekilas
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta
· Apa itu
Naskah Kuno?
· Lahirnya
Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari
· Memperkenalkan
Naskah Kuno
· Partisipasi
Berarti
· Harapan Lestarinya Gantari
Sekilas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta
Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta lahir dari sebuah perjalanan
panjang. Dalam ketugasan sebagai Organisasi Pemerintah
Daerah (OPD) yang membidangi 2 urusan, yaitu urusan perpustakaan dan urusan
kearsipan, pada
awalnya, perpustakaan merupakan salah UPT Perpustakaan di bawah naungan Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta. Sedangkan kearsipan adalah UPT Arsip di bawah Badan
Informasi Daerah, dan akhirnya pada tahun 2009 bergabung dengan Perpustakaan
dalam satu lembaga dengan nama Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Berdasarkan
Perda Kota Yogyakarta no. 86 tahun 2016 berdirilah Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Yogyakarta yang dipimpin oleh seorang kepala dinas.
Dalam menjalankan misinya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berfokus pada dua aspek utama, yaitu: pengembangan literasi masyarakat serta pengelolaan arsip yang berkualitas di lingkungan pemerintahan.
Salah satu langkah strategis yang diambil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta adalah pelestarian naskah kuno, sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Naskah kuno merupakan sumber kekayaan budaya dan sejarah yang berharga, namun seringkali terancam punah akibat usia, lingkungan, dan minimnya kesadaran masyarakat. Menyadari pentingnya peran naskah kuno dalam mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masa lampau, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta sebagai organisasi perangkat daerah yang diberi amanat dan tanggungjawab dalam melaksanakan pelestarian dan pengembangan naskah kuno harus mengambil peran strategis. Sehingga pada akhirnya, nilai-nilai warisan budaya yang terkandung dalam naskah kuno dapat dipahami dan diimplentasikan di kehidupan sehari-hari dan berperan dalam membangun manusia Indonesia yang berbudaya adiluhung.
Apa itu Naskah Kuno?
Naskah kuno adalah
warisan budaya yang tak ternilai harganya, menyimpan jejak sejarah, tradisi,
serta pengetahuan dari masa lampau. Dalam setiap lembarannya, naskah kuno
memuat pemikiran, kebijaksanaan, serta identitas bangsa yang telah diwariskan
dari generasi ke generasi. Naskah-naskah ini menjadi saksi bisu peradaban yang
pernah berkembang pesat, mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti
astronomi, kedokteran, filsafat, hingga teknologi.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, naskah kuno didefinisikan sebagai dokumen tertulis yang tidak dicetak atau diperbanyak dengan cara lain dan berusia minimal 50 tahun. Naskah tersebut memiliki nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
Meskipun naskah kuno
menyimpan pengetahuan berharga, keberadaannya sering kali terancam oleh
berbagai faktor seperti usia, lingkungan, serta minimnya perhatian dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian. Seiring berjalannya
waktu, naskah-naskah ini bisa rusak, hilang, atau bahkan musnah jika tidak
segera dilestarikan.
Permasalahan pelestarian naskah kuno cukup kompleks. Beberapa tantangan utama dalam pelestarian ini meliputi kurangnya literasi masyarakat, terbatasnya sarana dan prasarana untuk merawat naskah, hingga minimnya dukungan sumber daya manusia dan anggaran. Tanpa adanya upaya serius dalam pelestarian, kekayaan pengetahuan yang terkandung dalam naskah kuno akan lenyap seiring waktu.
Naskah kuno tidak hanya penting karena nilai historisnya, tetapi juga sebagai sumber kearifan lokal yang masih relevan untuk kehidupan masa kini. Oleh karena itu, naskah kuno layak dijaga dan terus dipelajari agar bisa memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Lahirnya Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari
Sebagai bagian dari
upaya melestarikan kekayaan budaya bangsa, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Yogyakarta meresmikan Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari. Gantari,
yang dalam bahasa Sanskerta berarti "menyinari”, didirikan untuk
menyinari pemahaman masyarakat akan pentingnya naskah kuno, yang menyimpan
pengetahuan dan nilai-nilai luhur dari peradaban masa lalu. Inisiatif ini
diluncurkan sebagai bentuk konkret pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang mengatur pelestarian dan pengembangan
naskah kuno.
Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari lahir dari kekhawatiran terhadap kondisi naskah kuno di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Berdasarkan data Perpustakaan Nasional, terdapat 82.158 naskah kuno di Indonesia, namun hanya 24% yang sudah berhasil dipreservasi. Naskah-naskah ini terancam punah akibat faktor usia, kondisi iklim, biota, serta kurangnya perhatian masyarakat. Tanpa upaya pelestarian yang serius, warisan intelektual yang kaya ini akan hilang selamanya.
Gantari hadir dengan tujuan utama sebagai pusat data (katalog), penyimpanan, penelitian, dan publikasi naskah kuno. Pusat ini juga berperan sebagai tempat edukasi dan rujukan bagi masyarakat yang ingin mempelajari lebih dalam tentang naskah kuno, serta menjadi sarana untuk meningkatkan literasi budaya masyarakat. Gantari bertujuan agar naskah kuno tidak hanya sekadar terjaga secara fisik, tetapi juga hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat melalui pembacaan, pemahaman, dan pemanfaatan pengetahuan yang terkandung di dalamnya.
Memperkenalkan Naskah Kuno
Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari adalah pusat unggulan yang berkomitmen untuk melestarikan, meneliti, mengembangkan, dan mempromosikan serta menjadi rujukan bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam terkait naskah kuno. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta sebagai lembaga yang mengelola perpustakaan daerah memiliki tugas dan kewajiban untuk mengelola, melestarikan dan mendayagunakan naskah kuno dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terhadap nilai-nilai dan budaya luhur peradaban bangsa Indonesia yang terkandung dalam naskah kuno atau manuskrip.
Gantari bertujuan
agar naskah kuno tidak hanya sekadar terjaga secara fisik, tetapi juga hidup
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat melalui pembacaan, pemahaman, dan
pemanfaatan pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Untuk mendukung tujuannya,
Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari melaksanakan beberapa program utama, yaitu: 1) Penguatan Regulasi dan Kebijakan; 2) Pelestarian
Naskah Kuno dan 3) Pengembangan Literasi Masyarakat terhadap Naskah Kuno.
Penguatan Regulasi dan Kebijakan
Kebijakan
dan regulasi memberikan landasan hukum yang jelas bagi lembaga pemerintah,
komunitas, serta pihak swasta untuk melaksanakan program pelestarian naskah
kuno. Melalui undang-undang dan peraturan yang tepat, pemerintah dapat mengatur
dan mengarahkan berbagai pihak untuk ikut berperan aktif dalam menjaga
keberadaan naskah kuno, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan.
Tanpa
kebijakan yang kuat, upaya pelestarian naskah kuno sering kali terbatas dan
tidak berkelanjutan. Lebih jauh lagi, dengan kebijakan yang tepat dapat
mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelestarian naskah kuno. Regulasi yang
memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam bentuk akses yang lebih mudah ke
naskah kuno, serta keterlibatan komunitas lokal dalam perawatan dan
pendokumentasian naskah, akan memperkuat rasa memiliki terhadap warisan budaya
ini.
Pelestarian Naskah Kuno
Pelestarian
naskah kuno tidak hanya bertujuan untuk menjaga fisik naskah tersebut, tetapi
juga untuk memastikan bahwa informasi dan pengetahuan yang terkandung di
dalamnya dapat diakses oleh generasi mendatang. Proses pelestarian ini
melibatkan berbagai tahapan yang rumit, mulai dari konservasi fisik,
digitalisasi, hingga penyebarluasan informasi yang terkandung dalam naskah
tersebut.
Pengembangan Literasi Masyarakat terhadap Naskah Kuno.
Pengembangan literasi
masyarakat terhadap naskah kuno diharapkan dapat memberikan dampak positif yang
signifikan dalam upaya pelestarian. Dengan meningkatnya pemahaman dan
kepedulian masyarakat, naskah kuno tidak lagi dipandang sebagai benda kuno yang
usang, tetapi sebagai sumber pengetahuan dan kebudayaan yang harus dijaga dan
dimanfaatkan. Lebih dari itu, masyarakat yang terlibat aktif dalam pelestarian
naskah kuno akan menjadi kekuatan utama dalam menjaga warisan intelektual ini
agar tetap hidup dan relevan di masa depan.
Berbagai kegiatan
dan layanan dirancang Gantari untuk tujuan tersebut, mulai dari pengembangan Website
dan Ruang Gantari, deseminasi informasi pada masyarakat, serta publikasi dan
promosi melalui berbagai media.
·
Pengembangan Website https://naskahkuno.jogjakota.go.id/
Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, perpustakaan dan lembaga arsip dituntut untuk terus berinovasi dalam menyediakan akses informasi secara luas dan mudah bagi masyarakat. Salah satu inisiatif penting yang dilakukan oleh Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari adalah pengembangan website https://naskahkuno.jogjakota.go.id.
Langkah ini
bertujuan untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana pelestarian dan penyebaran
literasi naskah kuno, sekaligus memberikan kemudahan akses bagi para pengguna.
Dengan adanya platform digital ini, masyarakat luas dapat lebih mudah mengenal,
mempelajari, dan mengakses informasi terkait naskah kuno yang ada di Kota
Yogyakarta, sehingga warisan budaya yang berharga ini dapat terus hidup dan
relevan di era modern.
·
Ruang Gantari
Ruang Gantari
dihadirkan sebagai salah satu bagian dari Pusat Unggulan Naskah Kuno
Gantari, yang memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan
mempromosikan naskah kuno kepada publik. Melalui ruangan ini, masyarakat
diharapkan dapat lebih memahami pentingnya naskah kuno sebagai sumber
pengetahuan dan identitas budaya yang harus dilestarikan. Diresmikan pada tanggal
24 September 2024 di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Ruang Gantari dirancang
bukan sekedar untuk pelengkap secara fisik, namun merupakan wahana atau sarana
interaksi masyarakat untuk melakukan kegiatan terkait naskah kuno. Disamping
juga sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengembangkan
dan keberlanjutan proyek perubahan ini.
Bertempat di salah
satu sudut ruang yang juga merupakan akses jalan bagi pengunjung perpustakaan
atau pemustaka, Ruang Gantari sangat strategis dalam hal menarik
perhatian masyarakat untuk mengenal lebih dekat naskah kuno. Dikemas dengan
informasi sederhana dan alat peraga yang menarik, informasi tentang naskah kuno
yang disajikan pada Ruang Gantari diharapkan dapat mudah dipahami oleh
masyarakat atau pemustaka. Yang pada akhirnya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang naskah kuno
·
Deseminasi Informasi Proyek Perubahan
Publikasi
atau pengenalan Pusat Unggulan naskah Kuno Gantari”, ke khalayak tidak hanya dilakukan
dengan mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik melalui media
sosial, surat kabar online maupun surat kabar cetak. Tetapi juga melalui
deseminasi informasi atau menggunakan kanal-kanal yang langsung berinteraksi
dengan stakeholders dan masyarakat luas. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan
masukan dan umpan balik secara langsung demi perbaikan untuk keberlanjutan
proyek perubahan.
·
Pemberitaan Kegiatan dan Penyebaran
Informasi kepada Masyarakat
Dalam era digital saat ini, pemberitaan dan penyebaran informasi memainkan peran krusial dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian naskah kuno. Naskah kuno sebagai warisan budaya dan intelektual bangsa sering kali terabaikan karena minimnya informasi yang tersampaikan kepada publik. Di sinilah peran Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari menjadi sangat penting, tidak hanya sebagai pusat pelestarian, tetapi juga sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi secara aktif dan terstruktur.
Melalui pemberitaan
yang tepat di media cetak, online, hingga platform sosial media, masyarakat
diajak untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai berharga yang terkandung dalam
naskah kuno. Dengan begitu, pusat unggulan Gantari berfungsi sebagai jembatan
yang menghubungkan warisan intelektual masa lalu dengan masyarakat masa kini,
sehingga upaya pelestarian dapat berjalan efektif dan partisipasi publik
semakin meningkat.
Partisipasi Berarti: Membangun Kerjasama
dan Organisasi Pembelajar
Pelestarian naskah kuno merupakan tugas penting yang memerlukan upaya kolektif berbagai pemangku kepentingan. Kerja sama dan kolaborasi merupakan elemen penting dalam memastikan konservasi jangka panjang dan aksesibilitas terhadap naskah kuno. Bertujuan untuk menjembatani keterbatasan sumber daya pemerintah dengan melibatkan berbagai sektor swasta dan perguruan tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga distribusi hasil pelestarian, diharapkan naskah-naskah kuno tidak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga diakses lebih luas oleh publik dan digunakan sebagai sumber pengetahuan serta identitas budaya.
Bentuk
kerjasama yang dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang akan
dicapai. Pengembangan katalog, pelestarian naskah sampai dengan pengembangan
sumber daya manusia dilaksanakan untuk menjamin keberlanjutan Gantari.
Pengembangan katalog naskah kuno.
Kerjasama
atau kolaborasi dengan institusi atau lembaga pemilik naskah kuno dilakukan
dalam rangka mengembangkan katalog naskah kuno di wilayah Kota Yogyakarta.
Dengan kerjasama dan kolaborasi ini, Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari dapat
menjadi rujukan bagi pemustaka, baik dari kalangan akademis, peneliti, maupun
masyarakat luas dapat memperoleh informasi terkait naskah kuno yang berada di
wilayah Kota Yogyakarta secara khusus dan DIY secara umum. Katalog yang
dikembangkan berupa katalog online yang dapat diakses pada website
naskah kuno Gantari maupun dalam bentuk katalog secara fisik.
Pelestarian naskah kuno
Peran
komunitas dalam pelestarian naskah kuno sangat penting karena mereka memiliki
kedekatan langsung dengan warisan budaya yang terkandung dalam naskah-naskah
tersebut. Komunitas sering kali menjadi sumber informasi penting tentang naskah
kuno. Mereka memahami makna historis, tradisi, dan fungsi naskah dalam
kehidupan sosial dan budaya mereka. Informasi ini sangat membantu dalam proses
interpretasi dan pengkajian ilmiah terhadap naskah-naskah tersebut.
Hal ini
yang menjadi dasar pengembangan kerjasama dengan Komunitas Jangkah Nusantara,
komunitas yang menekuni naskah kuno. Bentuk Kerjasama yang dikembangkan dengan Komunitas
Jangkah Nusantara, meliputi proses alih media atau digitalisasi dan alih
aksara.
Pengembangan
Organisasi Pembelajar
Konsep organisasi pembelajar merujuk pada
institusi yang terus beradaptasi, belajar, dan berkembang dengan berbasis pada
pengetahuan serta pengalaman yang diperoleh. Dalam konteks pengarusutamaan
naskah kuno, pusat unggulan yang bersifat dinamis dan terbuka terhadap
pembaruan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam melestarikan
warisan budaya yang tak ternilai ini. Pengembangan sumber daya manusia, sebagai
aktor utama dalam keberlanjutan Gantari dirancang dan diupayakan, baik untuk tujuan
jangka pendek maupun panjang.
Salah satu upaya peningkatan kapasitas
karyawan khususnya pustakawan adalah menjalin kerjasama dengan perguruan
tinggi, yaitu Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Gadjah Mada, Fakultas Bahasa,
Seni dan Budaya – Universitas Negeri Yogyakarta dan Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya – Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Melalui kegiatan workshop
atau bimbingan teknis, diskusi dan penyertaan kuliah, berbagai materi terkait
naskah kuno dan filologi dapat disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan karyawan dan pustakawan di Dinas
perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta.
Kerjasama pengembangan sumber daya manusia juga dilaksanakan dengan Komunitas Jangkah Nusantara, dalam bentuk magang, dimana beberapa pustakawan mengikuti kegiatan alih media atau digitalisasi naskah kuno yang dilaksanakan oleh komunitas tersebut. Sehingga kedepan, proses alih media atau digitalisasi dapat dilaksanakan secara mandiri oleh pustakawan.
Harapan Lestarinya Gantari
Gantari adalah
nama yang disematkan pada Pusat Unggulan Naskah Kuno dibawah naungan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Yogyakarta. Mengandung makna menyinari, Gantari diharapkan
dapat menjadi rujukan bagi semua kalangan masyarakat untuk mendapatkan
informasi, gambaran dan referensi naskah kuno yang pada gilirannya dapat ikut
melestarikan dan mendayagunakan naskah kuno.
Gantari
juga merupakan ruang interaksi dan wadah bagi pengembangan pengetahuan dan
keterampilan pelestarian naskah kuno. Sebagai pusat unggulan, selayaknya
Gantari menerapkan prinsip organisasi pembelajar, di mana setiap elemen dalam
layanan ini terus beradaptasi dan berinovasi. Dengan demikian, pusat ini tidak
hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menciptakan lingkungan
pembelajaran berkelanjutan yang mendukung perbaikan terus-menerus dalam
pengelolaan dan pendayagunaan naskah kuno.
Keberlanjutan Pusat Unggulan Naskah Kuno juga tidak terlepas dukungan sumber daya pengelolanya. Dalam hal ini sudah dibentuk tim pengelola Pusat Unggulan Naskah Kuno yang secara simultan dibekali kompetensi yang dibutuhkan (fie')