Kamis, 26 Oktober 2023

Optimalisasi Peran & Fungsi Dinas Perpustakaan & Kearsipan dalam Meningkatkan Daya Saing Kota Yogyakarta



Pengantar

Tulisan berikut adalah ide tulisan ketika mengikuti Seleksi JPT untuk jabatan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta pada bulan Juni 2023 yang lalu. Dalam seleksi JPT salah satu tahapan adalah menuliskan makalah dengan tema yang telah ditentukan dalam waktu 3 jam, yang kemudian akan "dikulik" pada tahapan wawancara sehari setelahnya. Tema yang disodorkan terkit Daya saing & Kolaborasi. Dua kata yang jamak dikenal berpasangan dalam upaya meningkatkan kinerja sebuah pemerintahan dalam rangka meningkatkan layanan pada masyarakat. 

Semoga bermanfaat & selamat membaca!


A. Latar Belakang


Kota Yogyakarta adalah kota dengan banyak predikat, disamping sebagai Kota Pendidikan, Kota Budaya dan Kota Pariwisata. Dikenal sebagai Kota Pendidikan, karena Yogyakarta sebagai dipandang sebagai barometer pendidikan di Indonesia, banyak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi ternama berada di Yogyakarta, sebagai Kota Budaya, mengingat adat istiadat dan budaya Jawa yang masih kental dan lestari. Dikenal sebagai Kota Pariwisata karena dalam tiap tahunnya banyak wisatawan baik mancanega maupun nusantara yang berkunjung ke Kota Yogyakarta untuk menikmati keelokan kota yang dikenal ramah dan  ngangeni”, sehingga tidak berlebihan apabila banyak bermunculan ungkapan ungkapan atau quote yang menggambarkan pengalaman, rasa dan karsa ketika berkunjung ke Yogyakarta. “Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan”, “setiap sudut Kota Jogja itu romantis” dan masih banyak lagi. Bahkan Sujiwo Tedjo, mengatakan “Pergi ke Jogja adalah cara menertawakan kesibukan orang Jakarta.” Hal tersebut menunjukkan bahwa secara alami Kota Yogyakarta adalah kota yang nyaman untuk dikunjungi, tak heran, predikat Kota Pariwisata melekat dalam dan mengakar, tinggal bagaimana menjaga hal tersebut.

Dalam Rencana Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2023 – 2026, menyebutkan bahwa visi Kota Yogyakarta adalah mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pelayanan Jasa yang Berwawasan Lingkungan. Dan diturunkan dalam misi pembangunan untuk mewujudkannya. Dimana pariwisata sebagai lokomotif yang menarik gerbong kereta pembangunan Yogyakarta, peran serta seluruh perangkat daerah dan stakeholder diperlukan untuk meningkatkan daya saing kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, agar sector ini tidak tergilas dengan maraknya kota kota yang berlomba lomba memperoleh predikat sebagai Kota Pariwisata.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta sebagai perangkat daerah yang walaupun membawahi urusan perpustakaan dan kearsipan, tentunya tidak terlepas dari tanggung jawab tersebut, Perpustakaan Daerah, yang menempati lokasi di kawasan strategis premium dalam pengembangan Wisata Kotabaru Herritage. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk turut serta ikut andil dalam meningkatkan daya saing Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, tanpa meninggalkan tugas pokok dalam pengembangan budaya literasi warga masyarakat Kota Yogyakarta. Demikian juga di bidang kearsipan, penelurusan arsip akan sejarah perkembangan Kotabaru sangat penting bagi narasi rencana pengembangan kota secara umum. 


B.     Rumusan Masalah

Bagaimana mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata?

 

C.    Analisa

1.      Kondisi saat ini

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta adalah perangkat daerah yang membawahi urusan perpustakaan dan kearsipan. Apabila dilihat dari Rencana Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2023- 2026, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah mempunyai sasaran meningkatkan kualitas pendidikan dan kapasitas tata kelola pemerintahan. Adapun strategi untuk pencapaian sasaran tersebut, dibedakan menjadi 2, yaitu strategi bagi urusan perpustakaan dan strategi bagi urusan kearsipan. Strategi bagi peningkatan kualitas Pendidikan, yaitu: 1) meningkatkan kepuasan layanan perpustakaan; 2) meningkatkan standar perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan; 3) meningkatkan kualitas bahan pustaka; dan 4) meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyimpanan, perawatan, pelestarian dan pendaftaran naskah kuno.

Sedang dalam sasaran meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan, terdapat 3 strategi, 1) meningkatkan kualitas pengelolaan arsip; 2) meningkatkan kualitas perlindungan dan pengamanan arsip; 3) meningkatkan kualitas informasi dan akses layanan kearsipan.

Adapun indikator kinerja pada bidang perpustakaan, yaitu 1) Rasio jumlah perpustakaan 2) Rasio jumlah perpustakaan per 10.000 penduduk; 3) Jumlah pengunjung perpustakaan dan 4) Jumlah koleksi buku yang tersedia. Sedang dalam bidang kearsipan, indikator kinerja adalah banyaknya jumlah OPD yang melaksanakan kearsipan secara baku dan peningkatan SDM kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Dari indikator kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan pada Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Kota Yogyakarta memiliki 2 sasaran yang berbeda. Pada bidang perpustakaan, sasaran layanan adalah masyarakat secara umum atau layanan publik, sedangkan dalam bidang kearsipan, sasaran layanan lebih pada pembinaan dan peningkatan kualitas pengelolaan arsip di lingkungan pemerintahan.

2.      Kondisi yang Diinginkan

Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang, bahwa untuk mewujudkan visi Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Pariwisata Berbasis Berbudaya dan Pelayanan Publik yang Berwawasan Lingkungan. Seluruh stakeholder yang menjalankan pemerintahan serta swasta maupun warga masyarakat tentunya harus mengambil peran dalam pencapaian visi tersebut. Sebagai kota tujuan wisata dengan bidang pariwisata sebagai lokomotif pembangunan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan perlu mengambil peran yang proporsional dan strategis tanpa meninggalkan tugas pokok dan fungsinya dalam ikut meningkatkan daya saing kota Yogyakarta di bidang pariwisata.

Salah satu Kawasan wisata yang sedang dikembangkan di Kota Yogyakarta adalah Kawasan Kotabaru. Kawasan yang bertujuan untuk mengangkat cagar budaya Kotabaru, dengan 4 pilar, yaitu heritage, garden city, premium dan malam hari. Dengan brand Kotabaru Herritage, Kawasan ini diharapkan dapat menjadi magnet wisata malam hari selain Malioboro.

Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta, yang berada dalam wewenang dan tanggungjawab Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menempati lokasi pada Kawasan premium tersebut, sebagai perangkat daerah yang bertujuan untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat, bukan berarti “tutup mata” dengan pengembangan Kawasan yang ada di sekitarnya. Banyak program dan aktivitas yang dapat dilakukan untuk ikut mendukung pengembangan program tersebut. Dengan aktivitas yang menarik, pembenahan fisik dan sarana prasarana perpustakaan serta pengelolaan perpustakaan yang handal, pastinya akan meningkatkan peran bagi Dinas Perpustakaan dan Kerasipan untuk mensukseskan program pengembangan tersebut yang pada akhirnya sedikit memberi peran bagi peningkatan daya saing Kota Yogyakarta pada bidang pariwisata.

Dalam bidang kearsipan, sudah saatnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menjadi center of excellence atau pusat rujukan segala informasi terkait Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Yang akhirnya dapat meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta.

 

3.      Inovasi

a. Kolaborasi sebagai strategi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam rangka peningkatan daya saing kota Yogyakarta sebagai pariwisata

Tidak mudah memang untuk mewujudkan suatu program di luar kegiatan regular yang selama ini dijalankan, diperlukan konsep yang matang, pengelolaan sumberdaya yang efektif dan efisien serta keberanian untuk mencoba hal baru dan merubah kebiasaan. 

Program peningkatan peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang bertujuan untuk ikut andil dalam meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta di bidang pariwisata tentunya tidak dapat berjalan sendiri, mengingat membutuhkan sumber daya yang tidak semuanya dimiliki oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Sehingga diperlukan kolaborasi dengan pihak lain.

Kolaborasi secara umum sering diartikan sebagai suatu pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antar individu atau kelompok/organisasi untuk saling berbagi saling berpartisipasi dan saling bersepakat untuk melakukan tindakan bersama dengan cara berbagi sumber daya, berbagi informasi, berbagi manfaat dan berbagi tanggung jawab dalam pengambilan keputusan bersama untuk menggapai tujuan. Dalam kolaborasi dibutuhkan komitmen yang kuat dan kesepahaman.

Sedangkan daya saing adalah kemampuan atau keunggulan yang digunakan untuk bersaing pada pasar tertentu. Adapun indikator daya saing, diantaranya adalah  kualitas layanan, kualitas produk, pertumbuhan dan produktivitas tenaga kerja, frekuensi peluncuran produk baru (inovasi), pertumbuhan nilai tambah,

 

b.      Pengembangan Perpustakaan sebagai Co-Working Space

Dengan diluncurkannya Wisata Kotabaru Herritage dengan “malam hari” sebagai pilarnya, Perpustakaan Kota Yogyakarta dapat dikembangkan sebagai tempat kreatif untuk “kerja dan diskusi bareng” atau co-working space, tempat diskusi dan belajar bagi mahasiswa dan pelajar serta warga masyarakat yang beroperasi sampai malam hari.

Revitalisasi atau penataan landscape perlu dilakukan untuk mendukung hal tersebut, sehingga ambience yang tercipta sejalan dengan situasi kawasan Kotabaru yang bernuansa indische. Dimana fungsi perpustakaan tidak hanya sebagai wahana pengembangan literasi tetapi juga menguatkan ikon Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, wisata dan budaya sekaligus.

Tidak hanya itu, kolaborasi dengan dunia usaha yang berada disekitarnya juga perlu dilakukan. Kolaborasi dapat dilakukan dengan café di dekat perpustakaan, misalnya dengan Silol Café and Eatery). Adapun bentuk kolaborasi dapat berupa:

1)   Pengunjung perpustakaan dapat memesan makan dan minum yang disajikan di café dari perpustakaan, sebaliknya apabila area perpustakaan penuh, pengunjung perpustakaan dapat membaca di café tersebut.

2) Akses layanan perpustakaan yang bersifat online (misalnya e-book) dapat diakses langsung dari pengunjung café.

3)     Pengembalian buku/bahan Pustaka dapat dilakukan di café

4)     Penempatan buku/bahan Pustaka di salah satu sudut di café tersebut.

5)    Penyelenggaraan event literasi bersama di cafe (misalnya: bedah buku, diskusi dan lain sebagainya)

Kolaborasi juga dapat dilakukan dengan Dinas Pariwisata yang berlokasi tepat disamping perpustakaan, misalnya, pemanfaatan lahan parker untuk pengunjung perpustakaan diluar jam kantor (malam hari dan hari libur).

 

c.       Pengembangan Layanan Arsip sebagai Center of Excellence

Menurut Liang Gie, ada perbedaan pengertian antara arsip dan kearsipan. Arsip adalah sekumpulan warkat atau dokumen yang disimpan secara sistematis karena memiliki suatu kegunaan dan apabila diperlukan, dapat dengan mudah ditemukan kembali. Adapun kearsipan adalah ilmu dan cara mengelola arsip menurut yang dijelaskan olehnya. Dalam pengertian kearsipan, termasuk di dalamnya mulai dari penciptaan arsip, penyimpanan arsip, penggunaan arsip, penyelamatan dan pemeliharaan arsip sampai pada penyusutan dan pemusnahannya. Dilihat dari makna, kearsipan tidak hanya mengelola dokumen atau benda mati, namun menunjukkan adanya keilmuan dan aktifitas yang dinamis.

Berdasarkan siklus hidup arsip yang telah disebutkan, untuk menuju center of excellence Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta, perlu adanya penguatan dari pengumpulan dan pemanfaatan arsip. Dari arsip yang sudah terkumpul maupn dari hasil pengumpulan perlu dilakukan kajian atau riset untuk kemudian menciptakan suatu naskah atau buku yang merupakan wajah dan jatidiri Kota Yogyakarta.

Adapun untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan kolaborasi dengan:

1)    Perangkat daerah dengan memberikan hak akses atau dokumen arsip yang terkait dengan Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta

2)    Perguruan Tinggi dalam hal penguatan pengkajian arsip

3)    Pihak eksternal lainnya, dalam hal tertentu untuk penelusuran arsip

Dengan adanya center of excellent, akan mempermudah akses informasi tentang Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta serta memperkokoh eksistensi Kota Yogyakarta yang pada akhirnya meningkatkan daya saing.

 

D.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta hendaknya berperan aktif dalam meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata tanpa meninggalkan peran dan fungsi utamanya

2.   Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata adalah dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam hal pengembangan layanan.

 

E.     Rekomendasi

Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta dalam hal meningkatkan daya saing Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, perlu dilakukan adalah: 1)  Pengembangan Co Working Space Perpustakaan Kota Yogyakarta dan 2) Pengembangan center of excellence Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Gantari: Pusat Unggulan Naskah Kuno di Perpustakaan Kota Yogyakarta

Selayang Pandang Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari , yang bernaung di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, merupakan ini...